Tugas Kelompok
PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
Oleh :
OTTO SUKARNA
HARIANTO
KAMALUDDIN
HASMAWATI
NUR HIKMAH
DARMAWATI NUR
HASWIRA
JURUSAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan limpahan taufik dan hidayahnya,
shalawat dan salam tercurah atas junjunan kita Muhammd SAW, keluarganya, para
sahabatnya dan umatnya sampai yaumil akhir.
Akhirnya
penulis telah selesai membuat suatu makalah dengan judul “Bahasa dan
pengembangannya melalui materi yang bermuatan budaya Indonesia” salah satu
upaya yang dilakukan guna mengembangkan profesi keguruan
Kritik dan
saran senantiasa penulis tampung demi menunjang literature yang berhubungan
dengan isi penulisan. Akhir kata hanya kepada Allah jualah kita berserah,
semoga penulisan ini bermanfaat bagi dunia pendidikan secara umum dan khususnya
pada pembelajaran bahasa.
Makassar , Februari 2012
Pemateri
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................. 1
A.
Latar
belakang......................................................................... 1
B.
Rumusan
masalah..................................................................... 1
C.
Tujuan...................................................................................... 1
BAB
PEMBAHASAN....................................................................... 2
a.
Pertumbuhan dan perkembangan............................................ 2
b.
Anak sebagai
suatu totalitas...................................................... 3
c.
Perkembangan
sebagai proses holistic....................................... 4
d.
Kematangan
dan pengalaman dalam perkembangan anak.......... 5
e.
Kontinuitas
dan diskontinuitas dalam perkembangan.................. 5
f.
Perkembangan
biologis dan perseptual anak.............................. 6
g.
Faktor hereditas
dan lingkungan terhadap
h.
perkembangan
anak................................................................. 9
BAB III
PENUTUP........................................................................... 10
A.
Kesimpulan.............................................................................. 10
B.
Saran....................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembuatan makalah ini didasarkan karena adanya mata kuliah
Pendidikan Peserta Didik yang mengharuskan setiap mahasisiwa S1 program studi
PGSD Universitas Sebelas Maret untuk dapat menyumbangkan karyanya minimal 1
artikel ataupun makalah disetiap akhir penutupan Kompetensi Dasar.
B. Rumusan Masalah
a.
Apakah yang dimaksud dengan
pertumbuhan dan perkembangan?
b.
Apa maksud dari anak
adalah totalitas?
c.
Apa maksud perkembangan sebagai
proses holistic?
d.
Apakah yang dimaksud kematangan
dan pengalaman?
e.
Apakah yang dimaksud
kontinuitas dan diskontinuitas dalam perkembangan?
f.
Bagaimana perkembangan biologis
dan perseptual anak?
g.
Apakah pengaruh faktor
hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan anak?
C. Tujuan
1.
Mengetahui apa yang dimaksud
dengan pertumbuhan dan perkembangan
2.
Mengetahui apa yang dimaksud
dengan anak adalah totalitas
3.
Mengetahui maksud perkembangan
sebagai proses holistic
4.
Mengetahui arti kematangan dan
pengalaman
5.
Mengetahui arti kontinuitas dan
diskontinuitas dalam perkembangan
6.
Mengetahui perkembangan
biologis dan perseptual anak
7.
Mengetahui pengaruh hereditas
dan lingkungan terhadap perkembangan anak
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi
jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang
baru (yang tadinya belum tampak) dari organisme atau individu. Konsep
pertumbuhan mempunyai makna luas, mencangkup segi-segi kuantitatif dan
kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis seperti yang terkandung dalam
istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau pendidikan dan
latihan. Belajar atau pendidikan menunjukkan kepada perubahan pola-pola
sambutan atau perilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha
individu atau organisme yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba
masa pekanya. Dengan demikian, dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan
perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar itu berlangsung secara intensional
atau dengan sengaja diusahakan oleh individu yang bersangkutan, sedangkan
perubahan dalam arti pertumbuhan dan kematangan berlangsung secara alamiah
menurut jalannya pertambahan waktu atau usia yang ditempuh oleh yang
bersangkutan. Pertumbuhan terbatas pada perubahan-perubahan yang bersifat
evolusi (menuju ke arah yang lebih sempurna). Perubahan-perubahan aspek fisik
dapat diidentifikasikan relative lebih mudah manifestasinya karena dapat
dilakukan pengamatan langsung seperti tinggi dan berat badan, tanggal dan
tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan segi-segi psikis yang
relative sulit diidentifikasi karena kita hanya mengamati dan sampai batas
tertentu.
Perkembangan diartikan sebagai
perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat
kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan baik fisik maupun psikis.
Perkembangan juga bertalian dengan
beberapa konsep pertumbuhan (growth), kematangan (maturation), dan belajar
(learning) serta latihan (training)..
Perkembangan individu dapat
ditujukan dengan munculnya atau hilangnya, bertambah atau berkurangnya
bagian-bagian, fungsi-fungsi atau sifat-sifat psikofisis, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati dan
diukur dengan mempergunakan teknik dan instrument yang sesuai. Contoh
perkembangan proses berpikir, kemampuan berbahasa dan lain-lain.
B. Anak Sebagai Suatu
Totalitas
Konsep anak sebagai suatu totalitas
mengandung tiga pengertian, yaitu :
1.
Anak adalah makhluk hidup yang
merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan aspek yang terdapat dalam dirinya.
Sebagai suatu totalitas, anak dipandang
sebagai makhluk hidup yang utuh, yakni sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan
aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam dirinya. Keseluruhan aspek fisik dan
psikis anak tersebut tidak dapat dapat dipisahkan satu sama lain. Karena itu
anak dipandang sebagai suatu individu. Dalam hal ini kita tidak akan memandang
anak sebagai kumpulan organ-organ misalnya ada kepala, kaki, tangan, dan bagian
tubuh yang terpisah satu sama lain.
2.
Keseluruhan aspek anak saling
terjalin satu sama lain
Keseluruhan aspek yang terdapat dalam diri anak tersebut
secara terintegrasi saling terjalin dan memberikan dukungan satu sama lain.
Sebagai misal, anak yang dimarahi orang tuanya bisa tidak berselera makan, anak
yang sedang sakit nafsu makannya berkurang dan lain-lain. Contoh tersebut
mengilustrasikan adanya keterkaitan dan perpaduan dalam proses kehidupan dan aktivitas
anak. Reaksi-reaksi psikis anak selalu disertai dengan reaksi fisiknya, begitu
pula sebaliknya.
3.
Anak berbeda dari
orang dewasa bukan sekedar fisik, tetapi secara keseluruhan.
Anak bukan miniature orang dewasa, tetapi anak adalah
anak yang dalam keseluruhan aspek dirinya bisa berbeda dengan orang dewasa,
baik dalam segi fisik, cara berfikir, rasionalitas, daya pikir maupun pola
pikirnya. Jadi jangan memaksa anak sesuai dengan yang kita inginkan karena anak
itu juga mempunyai dunianya sendiri. Biarlah mereka menjadi diri mereka
sendiri, suatu saat dengan kematangan dan pengalaman mereka akan menjadi
dewasa.
C. Perkembangan Sebagai
Proses Holistik Dari Aspek Biologis, Kognitif, dan Psikososial.
Sesuai dengan konsep anak sebagai
suati totalitas atau sebagai individu, perkembangan juga merupakan suatu proses
yang sifatnya menyeluruh (holistik). Artinya perkembangan terjadi tidak hanya
dalam aspek tertentu, melainkan melibatkan keseluruhan aspek yang saling
terjalin satu sama lain. Secara garis besar, proses perkembangan individu dapat
dikelompokkan ke dalam 3 domain, yaitu :
1.
Proses Biologis
Proses biologis atau perkembangan fisik mencangkup
perubahan-perubahan dalam tubuh individu seperti pertumbuhan otak, otot, sistem
syaraf, struktur tulang, hormon, organ-organ indrawi, dan sejenisnya. Perubahan
dalam cara menggunakan tubuh atau keterampila motorik dan perkembangan seksual
juga dikelompokkan ke dalam domain ini. Tetapi domain perkembangan ini tidak
mencangkup perubahan fisik karena kecelakaan, sakit, atau peristiwa-peristiwa
khusus lainnya.
2.
Proses Kognitif
Proses ini melibatkan perubahanperubahan dalam kemampuan
dan pola berpikir, kemahiran bahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan
dari lingkungannya. Aktivitas-aktivitas seperti mengamati dan mengklasifikasikan
benda-benda, menyatukan beberapa kata menjadi satu kalimat, menghafal sajak
atau doa, memecahkan soal-soal matematika, dan menceritakan pengalaman
merefleksikan peran kognitif dalam perkembangan anak.
3.
Proses Psikososial
Proses ini melibatkan perubahan-perubahan dalam aspek
perasaan, emosi dan kepribadian individu serta cara yang bersangkutan
berhubungan dengan orang lain.
Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi
satu sama lain. Misalnya saja jika seorang anak mengalami gangguan pendengaran
maka dia dapat mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa dikarenakan
tidak adanya kata-kata yang dapat masuk dan dicerna di otaknya.
D. Kematangan dan Pengalaman
dalam Perkembangan Anak
Kematangan atau masa peka menunjukkan kepada
suatu masa tertentu yang merupakan titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan
sebagai titik tolak kesiapan (readiness) dari suatu fungsi (psikofisis) untuk
menjalankan fungsinya.Pengalaman adalah peristiwa-peristiwa yang dialami
individu dalam interaksi dengan lingkungan. Kematangan ditentukan oleh beberapa
faktor antara lain pengalaman, pola asuh dan kesempatan yang diberikan. Secara
usia anak yang berusia 7tahun harusnya memiliki pengalaman yang lebih banyak
dibandingkan usia 6tahun. Namun pengalaman menjadi berbeda ketika pola asuh yan
diberikan berbeda
E. Kontinuitas dan
Diskontinuitas Dalam Perkembangan
Perkembangan dari segi kesinambungan menjelaskan bahwa
perkembangan merupakan perubahan kumulatif yang berlangsung secara bertahap
dari masa konsepsi hingga meninggal dunia. Perkembangan adalah perubahan yang
sifatnya bertahap dan merupakan akumulasi dari perilaku dan kualitas pribadi
yang sama yang sudah diperoleh sebelumnya. Dalam proses perkembangan ini
terjadi penambahan maupun pengurangan keterampilan yang akan dikombinasikan
dengan keterampilan yang sudah ada untuk menghasilkan perilaku yang semakin
kompleks.
Sedangkan dari segi ketidaksinambungan menganggap bahwa
perkembangan individu melibatkan tahapan-tahapan yang berbeda. Dalam hal ini
perkembangan individu dianggap berlangsung melalui terjadinya perubahan yang
relatif tiba-tiba dari suatu tahap ke tahap berikutnya.
F.
Perkembangan Biologis dan Perseptual Anak
1.
Perkembangan Fisik
a.
Tinggi dan Berat Badan
Pertumbuhan fisik pada usia SD
cenderung lebih lambat dan relatif konsisten. Laju perkembangan seperti ini
berlangsung sampai terjadinya perubahan-perubahan besar pada awal masa
pubertas. Kaki anak lazimnya menjadi lebih panjang dan tubuhnya menjadi lebih
kurus. Massa dan kekuatan otot anak secara bertahap terus meningkat di saat
semakin menurunnya kadar ‘lemak bayi’. Selama usia SD ini, kekuatan fisik anak
lazimnya meningkat dua kali lipat. Gerakan-gerakan lepas pada masa sebelumnya
sangat menbantu pertumbuhan otot ini.
b.
Proporsi dan Bentuk Tubuh
Anak SD kelas awal umumnya masih memiliki proporsi tubuh
yang kurang seimbang. Kekurangseimbangan ini sedikit demi sedikit berkurang
sampai terlihat perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5 atau 6. Pada
kelas-kelas akhir SD, lazimnya proporsi tubuh anak sudah mendekati
keseimbangan. Berdasarkan tipologi Sheldon ada tiga kemungkinan bentuk primer
tubuh anak SD. Tiga bentuk primer tubuh tersebut adalah :
1)
Endomorph, yakni yang tampak
dari luar berbentuk gemuk dan berbadan besar
2)
Mesomorph, yakni yang
kelihatannya kokoh, kuat, dan lebih kekar
3)
Ectomorph, yakni yang tampak
jangkung, dada pipih, lemah, dan seperti tak berotot
2.
Perkembangan Perseptual
Persepsi adalah interpretasi terhadap informasi yang
ditangkap oleh indra penerima. Persepsi merupakan proses pengolahan informasi
lebih lanjut dari aktivitas sensasi.
a.
Persepsi Visual
Adalah persepsi yang didasarkan pada penglihatan dan
sangat mengutamakan peran indra penglihatan dalam proses perseptualnya. Dilihat
dari dimensinya, ada enam jenis persepsi visual yang dapat dibedakan, yakni :
1)
Persepsi Konstanitas Ukuran
Adalah kemampuan individu untuk mengenal bahwa setiap
objek memiliki suatu ukuran yang konstan meskipun jaraknya berbeda. Contohnya
anak mampu mempersepsikan bahwa bahwa jalan dipegunungan itu sama lebarnya
tetapi ketika digambar semakin jauh semakin kecil. Anak yang sudah mengerti
tentang konsep ini akan menjawab bahwa ini berkaitan dengan jarak, tetapi yang
belum mengerti mereka akan menjawab dengan sekenanya “ Emang dari dulu
gambarnya gitu bu !”.
2)
Persepsi Objek atau Gambar
Pokok dan Latar
Persepsi ini memungkinkan individu untuk menempatkan
suatu objek yang berada atau tersimpan pada suatu latar yang membingungkan.
Kemampuan ini akan terlihat dalam gambar anak. Misalnya kemampuan anak dalam
menggambar gambar yang tertutup oleh gambar lain.
3)
Persepsi Keseluruhan dan Bagian
Merupakan kemampuan untuk membedakan bagian-bagian suatu
objek atau gambar dari keseluruhannya.
4)
Persepsi Kedalaman
Kemampuan seseorang untuk mengukur jarak dari posisi
tubuh ke suatu objek.persepsi ini memerlukan ketajaman visual yang baik
5)
Persepsi Tilikan Ruang
Merupakan kemampuan penglihatan untuk mengidentifikasi,
mengenal, dan mengukur dimensi
6)
Persepsi Gerakan
Melibatkan kemampuan memperkirakan dan mengikuti gerakan
atau perpindahan suatu objek oleh mata. Kemampuan persepsi ini juga sudah mulai
dikembangkan sejak bayi terhadap gerakan horizontal, disusul terhadap gerakan
vertikal, gerakan diagonal, dan terakhir terhadap gerakan berputar.
b.
Persepsi Pendengaran
Persepsi pendengaran merupakan pengamatan dan penilaian
terhadap suara yang diterima oleh bagian telinga. Seperti halnya persepsi
penglihatan, perkembangan persepsi pendengaran mencakup beberapa dimensi,
yaitu: persepsi lokasi pendengaran, persepsi perbedaan terhadap suara-suara
yang mirip, dan persepsi pendengaran pokok dan latarnya.
1)
Persepsi Lokasi Pendengaran
Persepsi ini berkenaan dengan kemampuan mendeteksi
tempat munculnya suatu sumber suara. Misalnya, kalau si anak dipanggil dari
sebelah kiri, maka ia menenggok ke sebelah kiri; kalau ada pada langit langit
ada suara yang menakutkan, maka ia memusatkan perhatiannya ke arah sumber suara
tersebut
2)
Persepsi Perbedaan
3)
Persepsi Pendengaran Utama dan
Latarnya
Kemampuan untuk memperhatikan suara-suara tertentu
dengan mengabaikan suara-suara lain yang tidak berhubungan. Misalnya kita perlu
mendengarkan suara guru yang sedang mengajar sambil mengabaikan suara-suara
gaduh yang datang dari luar kelas.
G. Aktor Hereditas dan
Lingkungan Dalam Perkembangan Anak
Setiap manusia mempunyai pola
pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
a.
Faktor Hereditas
Faktor hereditas ada dalam diri manusia itu sendiri.
Disini terjadi totalitas karakter dari orang tua kepada anak, dari sini pula
kepribadian anak mulai terbentuk karena didikan orang tua.
b.
Faktor Lingkungan
Faktor ini juga dapat disebut dengan faktor luar. Dalam
lingkungan anak diajarkan tentang nilai-nilai budaya setempat.
Dengan faktor tertentu dan faktor
lingkungan tertentu pula maka akan menghasilkan pola pertumbuhan dan
perkembangan tertentu pula. Setiap individu lahir dengan hereditas tertentu.
Namun individu itu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya baik
lingkungan fisik, lingkungan psikologi, maupun lingkungan social. Setiap
pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari
hereditas dan lingkungan.
Hubungan antara faktor hereditas dan
lingkungan, faktor hereditas beroperasi dengan cara yang berbeda-beda menurut
kondisi dan keadaan lingkungan yang berbeda-beda pula. Selain dengan interaksi
hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat pula digambarkan sebagai
additive contribution (sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan dan perkembangan
fisiologi dan juga tingkah laku.
Diantara kedua faktor tersebut tidak
ada faktor yang lebih dominan karena keduanya saling mengisi dan mempengaruhi
satu sama lain. Tidak selamanya yang diinginkan lingkungan kepada seorang anak
akan menjadi kenyataan, begitu pula sebaliknya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perkembangan peserta didik merupakan ilmu atau ketaerampilan yang
harus dimiliki. Yang paling sering digunakan untuk kegiatan sehari-hari dalam
pembelajaran, terkhususnya oleh para tengaga pendidik.
B.
Saran
Makalah ini jauh dari
kesempurnaan untuk itu kami mohon sumbangan pikiran serta kritikan dari lapisan
pembaca demi untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Dardjowidjojo, S. 1996. Metode
dan keberhasilan Pengajaran Bahasa. Makalah
dalam Konferensi Internasioanl II Pengajaran Bahasa
Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBAHASA II).
IKIP
Dubin, F,
and D.E Eskey and W Grabe. 1986. Teaching Second Language: Reading for
Academic Purposes. Addison: Wesley Publishing Co.
Heritaningsih,
A. 2000. Tupan-atupan@peter.petra.ac.id. http://fportfolio. etra.ac.id/user files/82-006/Makalah%
0BAHASA,%20anneke.doc.
Kartomihardjo,
S. 1996. Bahan Pengajaran Bagi Pembelajar Pemula Dan Teknik Penyampaiannya.
Makalah dalam Konferensi Internasional II Pengajaran Bahasa
Indonesia Bagi Penutur Asing (KIPBAHASA II).
IKIP
Lado, R.
1985. Memory Span as a Factor in Second Language Learning, dalam IRAL 3:23-129.
Lapoliwa, H.
1996. BAHASA dan Pembinaan Citra Bahasa Indonesia. Makalah dalam Konferensi
Internasioanl II Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBAHASA II). IKIP
Nunan, D.
1990. Designing Tasks for Communicative Classroom. Cambridge: Cambridge
University Press.
Riasa, N.
1996. Bahasa In Bali: Program Pengajaran Bahasa Indonesia
Yang Memadukan Komponen Linguistik Dan Budaya Bagi Penutur Asing.
Makalah dalam Konferensi Internasioanl II Pengajaran Bahasa
Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBAHASA II).
IKIP.